Penantian Panjang Ini Akhirnya Terwujud


Semua orang tentu punya harapan, asa, impian, dan keinginan. Tidak semua harapan bisa terjadi. Pun adanya dengan impian, ada yang tak menjadi kenyataan. Demikian pula dengan keinginan yang tak sesuai dengan harapan. Ketika semua itu tidak terjadi, tidak menjadi kenyataan dan tidak sesuai harapan, tentu ada perasaan kecewa dan tidak terima. Itu sudah fitrah.

Tetapi, lain lagi ceritanya kalau harapan, impian dan keinginan mampu terwujudkan.
Entah itu terwujud karena do’a kita yang terkabul, atau usaha kita yang maksimal, atau kemurahan Tuhan kepada kita yang labil. Semuanya bisa menjadi faktor keberhasilan. Semuanya bisa menjadi penyebab terwujudnya harapan, impian dan keinginan. Nah, jika harapan kita terwujud, tentu perasaan bangga akan hadir. Jika impian kita menjadi nyata sudah pasti kita akan bahagia karenanya. Kalau keinginan kita terlaksana, tak ada kata yang mampu mengungkapkan bagaimana senangnya kita.
Hari ini, itulah yang aku dan semua orang di sini rasakan. Sekian lama penantian ini, akhirnya bisa kesampaian sore ini. Sekian lama harapan ini, akhirnya terkabulkan juga. Semua orang bahagia. Tua muda senang.

Mengekspresikan euforia kebahagiaan ini merupakan pemandangan menarik sore ini. Coba lihat, bagaimana anak-anak itu masih mampu menendang bola dengan asyiknya. Padahal, itu pasti sukar dilakukan. Tapi, mereka melakukannya dengan mudah. Ya, tentu karena perasaan bahagia dalam diri mereka menyertai dalam tendang-tendang bola tersebut. Ada pula yang teriak-teriak nda jelas. Layaknya kesurupan, seakan ia baru bahagia sore ini. Kawan saya sekamar ini lain lagi. Dengan kamera Canon D5000 ia mengabadikan kebahagiaan anak-anak itu. Yah, mungkin itulah caranya mengekspresikan bahagianya; mengambil gambar-gambar unik dari celah jendela layaknya paparazzi. Suatu saat, saya berjanji untuk mengupload hasil jepretannya. Itu kalau saya berhasil membujuknya memberikan hasil jepretannya kepad saya.
Ada apa gerangan? Apa yang membuat saya dan yang lainnya sangat bahagia. Bahkan sangat-sangat bahagia?

Aha, kau tau sobat. Sore ini merupakan sore pertama kami mendapatkan curahan rahmat dari langit. Ya, apalagi kalau bukan hujan. Hujan. Saya tegaskan lagi, hujan. Saya sebenarnya tidak tahu mengapa terlalu bahagia. Mengingat di kampung saya hujan hampir selalu membuat masalah. Mungkin, euforia kebahagiaan mereka ikut tertular kepada saya hingga saya juga bahagia tanpa alasan yang jelas.

Memang, kurang lebih empat bulan sejak kedatangan pertama kali saya di sini, baru kali ini saya merasakan hujan. Mungkin, ini adalah awal musim penghujan. Dan merupakan akhir musim kemarau. Musim kemarau, siang hari panas membakar. Tetapi, dingin menggigit ketika malam. Berbeda dengan musim hujan. Jika malam merambat, makan kehangatan mulai terasa. Mungkin, inilah salah satu alasan kebahagiaan ini.

Ah, aneh memang. Hujan di tempat saya sebelumnya; Balikpapan, KALTIM, merupakan hal yang biasa terjadi. Menurut perhitungan kasar saya (mungkin ini tidak ilmiah) Balikpapan sekarang tidak mengenal musim kemarau atau musim hujan lagi. Sebab, musim kemarau hujan juga tetap turun sekali, dua kali, tiga kali dan seterusnya, hehe. Terlebih lagi di musim hujan. Luar biasa curahnya. Beberapa kali, rumah-rumah di daerah rendah pasti akan terendam, minimal tiangnya, atau jalan depan rumah.

“Tapi, di sini beda, Mas,” kata mereka. Yah, Malang memang kota besar. Dan memang sangat besar. Bayangkan, wilayahnya saja terbagi tiga. Kesatuannya disebut Malang Raya. Secara administratif terbagi tiga wilayah; Kota Malang, Kota Batu dan Kabupaten Malang. Di sini, si Malang, semua arsitektur alam ada. Laut, ada, jauh di sana di daerah selatan. Sekitar dua jam dari tempat saya sekarang, Dau. Gunung, jangan ditanya. Malang merupakan daerah lembah yang dikelilingi gunung tinggi Jawa Timur. Ada gunung Arjuno yang sering menjadi tempat hiking mahasiswa dan umum. Gunung ini merupakan gunung berapi. Ada juga gunung Kawi. Dan yang teranyar adalah gunung Semeru, gunung berapi teraktif di Jawa Timur. Semua arsitektur alam ada di sini. Tanya saya kalau anda ingin detailnya, hehe.

Yah, ini lah Malang. Suatu daerah di mana hujan merupakan barang langka. Setidaknya, menurut penilaian saya. 
Penantian Panjang Ini Akhirnya Terwujud Penantian Panjang Ini Akhirnya Terwujud Reviewed by Cak Dul on 17:19 Rating: 5

2 komentar:

  1. bguas artikelnya, .. ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih pujiannya. Saya anggap itu pelecut untuk terus maju.
      Terima kasih juga atas perkenannya mampir di mari... :-D

      Hapus

Syukran telah berkunjung. Silahkan beri komentar membangun.

ads
Diberdayakan oleh Blogger.