Daurah Tahfidzh al-Qur`an dan Bahasa Arab
Alhamdulillah, acara daurah Tahfidzh al-Qur`an dan Bahasa Arab yang diadakan di Pesantren Hidayatullah, Balikpapan, Kalimantan Timur berlangsung lancar. Acara yang digelar selama tujuh hari tersebut (1-7 Juli) diikuti oleh 70 peserta dari berbagai tingkatan pendidikan. Selain berasal dari mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Balikpapan, sebagian peserta juga hasil dari seleksi para santri Madarasah Aliyah hingga Ibtidaiyah.
Kegiatan yang diprakarsai oleh Markaz Ihya al-Ulum as-Syar’iyyah wa al-Arabiyah (Pusat Pengembangan Ilmu-ilmu Syar’i dan Bahasa Arab) Hidayatullah Balikpapan ini mendapat respon sangat baik dari para ustadz dan warga kampus Gunung Tembak. Para peserta juga tampak antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan yang ada. Hal ini terbukti dengan keaktifan mereka selama acara. “Kami sangat senang dan merasa mendapatkan banyak ilmu baru dari acara daurah ini,” ujar Maulani Rofiq, salah seorang peserta.
Acara pembukaan daurah diselenggarakan di masjid ar-Riyadh Gunung Tembak yang dibuka langsung oleh Ustadz Nashirul Haq, MA (Ketua Yayasan Pesantren Hidayatullah). Selain itu tampak hadir Ustadz Abdurrahman Muhammad (Pimpinan Umum Pesantren Hidayatullah), Ustadz Zainuddin Musaddad (Ketua Departemen Pendidikan), dan Ustadz Nashrullah, Lc (Ketua Markaz Ihya al-Ulum as-Syar’iyyah wa al-Arabiyah), serta seluruh warga dan santri Hidayatullah.
Dalam sambutannya, Ustadz Nashirul mengingatkan peran penting hafalan al-Qur’an dan bahasa Arab. Terutama bagi para santri yang tengah menuntut ilmu. “Sejak dahulu Ustadz Abdullah Said rahimahullahu sangat merindukan adanya suasana Bahasa Arab yang hidup di lingkungan kampus Gunung Tembak,“ ungkap ustadz lulusan Madinah ini berharap. “Semoga apa yang dirintis lewat daurah ini bisa menjadi cikal bakal dalam mewujudkan impian mulia tersebut,” lanjut Ustadz Nashirul.
Selama acara berlangsung, para peserta daurah dibagi dalam enam halaqah (kelompok) yang dibimbing masing-masing oleh seorang ustadz. Setiap hari mereka diwajibkan menyetor hafalan hingga menjelang waktu Dzhuhur. Sebelumnya ada muhadharah (uraian) tentang keutamaan menghafal al-Qur’an, menuntut ilmu, dan trik mudah menghafal al-Qur’an. Usai shalat Ashar para peserta kembali belajar dengan materi Bahasa Arab yang dikemas dalam bentuk game bahasa (cerdas cermat). Setelah itu, ba’da Isya, kegiatan kembali dilanjutkan dengan materi Aqidah. Khususnya pembahasan tentang Sepuluh Pembatal Keislaman.
Markaz –demikian sering disebut- mulai didirikan sekitar dua bulan silam. Markaz yang dinakhodai oleh Ustadz Nashrulah langsung menggelar berbagai kegiatan. Selain setoran hafalan al-Qur’an setiap hari. Para santri juga aktif mengikuti program lainnya seperti pelajaran Nahwu dan Sharf (tata bahasa), percakapan Bahasa Arab, serta hafalan matan al-Jurumiyah dan hadits Arbain. Seiring perjalanan waktu, Markaz kini membina ratusan santri Hidayatullah. Kelak mereka diharapkan mampu menjadi pionir dalam pengembangan bahasa Arab di kampus Gunung Tembak. “Kami yakin kader-kader Hidayatullah ini tak hanya menjadi penghafal al-Qur’an tapi sekaligus sebagai orang yang bisa mengamalkan al-Qur’an tersebut Insya Allah.” ujar Ustadz Nashrullah, yang tak lain putra dari Ustadz Abdullah Said, pendiri Pesantren Hidayatullah.
Menempati bangunan bekas kantin santri dahulu, menjadikan Markaz tampak bersahaja di tengah kampus. Tepatnya, ia diapit antara Mushallah Ibtidaiyah, gedung Asrama Putra “Darul Arqam” dan perumahan warga. Di atas rumah kayu ukuran 10x20m, Markaz terus menggeliat. Meski terbilang masih berusia seumur jagung, namun berbagai prestasi mulai ditorehkan oleh anak didik Markaz. Rata-rata santri binaan Markaz berhasil menjadi kampiun di kelas masing-masing. Utamanya di bidang study ilmu-ilmu Islam dan Bahasa Arab. Allahu Akbar!!
Kegiatan yang diprakarsai oleh Markaz Ihya al-Ulum as-Syar’iyyah wa al-Arabiyah (Pusat Pengembangan Ilmu-ilmu Syar’i dan Bahasa Arab) Hidayatullah Balikpapan ini mendapat respon sangat baik dari para ustadz dan warga kampus Gunung Tembak. Para peserta juga tampak antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan yang ada. Hal ini terbukti dengan keaktifan mereka selama acara. “Kami sangat senang dan merasa mendapatkan banyak ilmu baru dari acara daurah ini,” ujar Maulani Rofiq, salah seorang peserta.
Acara pembukaan daurah diselenggarakan di masjid ar-Riyadh Gunung Tembak yang dibuka langsung oleh Ustadz Nashirul Haq, MA (Ketua Yayasan Pesantren Hidayatullah). Selain itu tampak hadir Ustadz Abdurrahman Muhammad (Pimpinan Umum Pesantren Hidayatullah), Ustadz Zainuddin Musaddad (Ketua Departemen Pendidikan), dan Ustadz Nashrullah, Lc (Ketua Markaz Ihya al-Ulum as-Syar’iyyah wa al-Arabiyah), serta seluruh warga dan santri Hidayatullah.
Dalam sambutannya, Ustadz Nashirul mengingatkan peran penting hafalan al-Qur’an dan bahasa Arab. Terutama bagi para santri yang tengah menuntut ilmu. “Sejak dahulu Ustadz Abdullah Said rahimahullahu sangat merindukan adanya suasana Bahasa Arab yang hidup di lingkungan kampus Gunung Tembak,“ ungkap ustadz lulusan Madinah ini berharap. “Semoga apa yang dirintis lewat daurah ini bisa menjadi cikal bakal dalam mewujudkan impian mulia tersebut,” lanjut Ustadz Nashirul.
Selama acara berlangsung, para peserta daurah dibagi dalam enam halaqah (kelompok) yang dibimbing masing-masing oleh seorang ustadz. Setiap hari mereka diwajibkan menyetor hafalan hingga menjelang waktu Dzhuhur. Sebelumnya ada muhadharah (uraian) tentang keutamaan menghafal al-Qur’an, menuntut ilmu, dan trik mudah menghafal al-Qur’an. Usai shalat Ashar para peserta kembali belajar dengan materi Bahasa Arab yang dikemas dalam bentuk game bahasa (cerdas cermat). Setelah itu, ba’da Isya, kegiatan kembali dilanjutkan dengan materi Aqidah. Khususnya pembahasan tentang Sepuluh Pembatal Keislaman.
Markaz –demikian sering disebut- mulai didirikan sekitar dua bulan silam. Markaz yang dinakhodai oleh Ustadz Nashrulah langsung menggelar berbagai kegiatan. Selain setoran hafalan al-Qur’an setiap hari. Para santri juga aktif mengikuti program lainnya seperti pelajaran Nahwu dan Sharf (tata bahasa), percakapan Bahasa Arab, serta hafalan matan al-Jurumiyah dan hadits Arbain. Seiring perjalanan waktu, Markaz kini membina ratusan santri Hidayatullah. Kelak mereka diharapkan mampu menjadi pionir dalam pengembangan bahasa Arab di kampus Gunung Tembak. “Kami yakin kader-kader Hidayatullah ini tak hanya menjadi penghafal al-Qur’an tapi sekaligus sebagai orang yang bisa mengamalkan al-Qur’an tersebut Insya Allah.” ujar Ustadz Nashrullah, yang tak lain putra dari Ustadz Abdullah Said, pendiri Pesantren Hidayatullah.
Menempati bangunan bekas kantin santri dahulu, menjadikan Markaz tampak bersahaja di tengah kampus. Tepatnya, ia diapit antara Mushallah Ibtidaiyah, gedung Asrama Putra “Darul Arqam” dan perumahan warga. Di atas rumah kayu ukuran 10x20m, Markaz terus menggeliat. Meski terbilang masih berusia seumur jagung, namun berbagai prestasi mulai ditorehkan oleh anak didik Markaz. Rata-rata santri binaan Markaz berhasil menjadi kampiun di kelas masing-masing. Utamanya di bidang study ilmu-ilmu Islam dan Bahasa Arab. Allahu Akbar!!
Daurah Tahfidzh al-Qur`an dan Bahasa Arab
Reviewed by Cak Dul
on
17:07
Rating:

Tidak ada komentar:
Syukran telah berkunjung. Silahkan beri komentar membangun.